Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

QUO VADIS TOBA CALDERA UNESCO GLOBAL GEOPARK?

Sabtu, 03 Desember 2022 | Desember 03, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-12-03T11:20:31Z
Dr.Wilmar E.Simandjorang sbg Koordinator Bidang Edukasi, Penelitian dan Pengembangan TOBA CALDERA UNESCO GLOBAL GEOPARK

PEWARNA PUBLIK SAMOSIR,- Adanya Surat Peringatan dari Kantor Pusat UNESCO Paris baru baru ini tentang Laporan Perkembangan Pelaksanaan 6 RECOMENDASI UNESCO 7 ULI 2020 oleh Kristof Vandenberghe Chief of Earth Sciences and Geoparks Section
Division of Ecological and Earth Sciences
UNESCO Global Geoparks Secretariat
UNESCO yang telah disampaikan kepada BP TC UGGp, menjadi bahan perhatian bagi pengurus Geopark Toba, dan membuat publik kaget kok bisa terjadi peringatan itu.

Hal tersebut disampaikan Dr.Wilmar E.Simandjorang Koordinator Bidang Edukasi, Penelitian dan Pengembangan TOBA CALDERA UNESCO GLOBAL GEOPARK melalui pesan WhatsApp Jum' at 02 Desember 2022.

Dalam pesan WhatsApp nya Wilmar juga menjelaskan bahwa dalam pemberitaan akhir-akhir ini dari para pemerhati Kawasan Danau Toba sudah banyak menyoroti dan mengkritisi bahwa setelah menyandang nama TC UGGp perobahan tidak banyak yang terjadi secara signifikan di 16 GEOSITE yang tersebar di 7 (Tujuh) Kabupaten sekitar Danau Toba setelah 7 Juli 2020 resmi diterima menjadi UNESCO GLOBAL GEOPARK.

"Akan Hal tersebut kemungkinan belum disampaikannya Laporan Perkembangan TOBA CALDERA kepada Unesco oleh pengurus ditengarai dimana salah satu akar masalah adalah yakni belum adanya RENCANA KERJA TAHUNAN DAN 4 TAHUNAN 2020-2024 " Ujar Wilmar dalam pesan WhatsApp nya menanggapi akan surat peringatan dari Kantor Pusat UNESCO Paris tentang laporan perkembangan pelaksanaan Rekomendasi UNESCO 7 Juli 2020 tersebut.

Lebih lanjut Koordinator Bidang Edukasi, Penelitian dan Pengembangan Toba Caldera juga menjelaskan bahwa kepengurusan BP TC UGGp sangat lemah disamping tak punya rencana kerja secara kelembagaan serta beberapa bidang tidak berfungsi dan perkantoran di Sigulattipun tak berfungsi sebagai kantor inti Ketua Harian dan Staf, dan 16 pengelola Geosite juga kebingungan mengerjakan apa, karena tidak ada program kerja yang menjadi pegangan juga tidak ada dukungan biaya operasional.

" Kemudian sebagai lembaga yang menyandang Unesco juga pimpinannya kurang mampu berkoordinasi baik secara Vertikal ke Gubernur dan kepasa menteri menteri terkait, juga tidak mampu berkomunikasi horizontal dengan baik terhadap 7 Bupati sekawasan Danau Toba dan dinas dinas terkait," Tulis Dr.Wilmar E.Simandjorang

Wilmar juga menambahkan bahwa pengurus tidak mampu melakukan koordinasi diagonal terhadap pemangku kepentingan di Kawasan Danau Tona, juga kurang nya melakukan rapat rapat rutin secara berkala sebagaimana semestinya organisasi, kurang itensif melakukan rapat bulanan, triwulanan, semester dan pertemuan tahunan ini tentunya sangat berkaitan tentang tidak adanya laporan kinerja.

Awak media juga menanyakan jika hal kinerja yang berjalan lelet seperti yang dijelaskan di atas dan sampai muncul surat dari Unesco, tentunya dilapangan belum ada rangkaian kegiatan yang dapat mensejahterakan dan melibatkan masyarakat lokal dan pengembangan pemberdayaan Ekonomi masyarakat lokal, dan tidak akan kelihatan konservasi yang dilakukan terhadap heritage seperti yg diamanatkan oleh Unesco

Dan awak media juga menanyakan bagaimana Dengan Validasi tahun 2023 yang sudah didepan mata, bagaimana akan dapatkah lolos Validasi tahun 2024 ini? Jika tidak memenuhi 6 Rekomendasi yg dikeluarkan Unesco sangat tipis harapan lolos kecuali karena dikasihani oleh UNESCO.

Eh, Tao Toba sebagai berkat dari Tuhan, nasib mu nian masih tetap memprihatinkan bagi pencinta mu, dan masih tetap kurang serius dikelola oleh yang punya legalitas untuk itu. " Tulis Wilmar singkat menjawab (Tampu29)
×
Berita Terbaru Update