Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

MENGAMATI PENGAMAT SELALU CURIGA PRASANGKA BURUK PARANOID

Selasa, 19 April 2022 | April 19, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-04-19T10:02:42Z



Opini
Penulis :
Drs. Thomson Hutasoit. 
Rakyat Marjinal.
Medan, 19 April 2022. 


Di era pengagungan, pendewaan kebebasan demokrasi telah melahirkan segunung "pengamat" baik berkualitas maupun "abal-abal" membuat ruang publik bagaikan hutan belantara dihuni "binatang liar dan buas". 

Demokrasi yang seharusnya menjunjung kejujuran, kebenaran, keadilan dan harkat kemanusiaan dibajak dan dibelokkan ajang pembantaian kejam, keji dan biadab dengan dalih kebebasan demokrasi kebablasan. 

Hal ini tentu sangat berbanding terbalik dengan arti, makna demokrasi substansial yang menjamin terpeliharanya nilai-nilai kemanusian itu sendiri. 

Bila diperhatikan cermat dan seksama munculnya berbagai pengamat bagaikan jamur di musim penghujan kadangkala membuat publik jadi bingung dan riwet karena berbagai menu berita baik media maenstream (media cetak, media elektronik, media online) maupun media sosial (fb, instagram, wa, tweteer, vlog, live streaming, dll) telah cenderung mendaulat para pengamat sumber berita tanpa mempertimbangkan berkualitas atau tidak. 

Para pengamat seharusnya mengurai sesuatu terang-benderung justru membuat semakin runyam dan gaduh apalagi mereka cenderung memplintir tak karu-karuan sesuai maksud dan tujuan hendak dicapai tanpa menghiraukan kerusakan harmoni berbangsa dan bernegara sebagaimana terjadi akhir- akhir ini.

Muncullah para pengamat seperti: pengamat kebijakan publik; pengamat pemerintahan; pengamat perlemen; pengamat anggaran; pengamat sosial; pengamat lingkungan; pengamat pendididikan; pengamat olah raga; pengamat pariwisata; pengamat kesehatan; pengamat hukum; pengamat rumah tangga; pengamat bentuk betis dan lain-lain. Dan paling teranyar adalah pengamat mengamati pengamat. 

Kehadiran para pengamat di ruang publik tentu hal menggembirakan sekaligus membanggakan karena transparansi, partisipasi, akuntabilitas segala ruang altivitas menjadi suatu keniscayaan sehingga publik tidak lagi obyek semata, melainkan subyek atas lahirnya kebijakan publik. 

Tapi amat sangat disesalkan dan dikesalkan para pengamat cenderung memakai "kacamata kuda" serta selalu curiga, prasangka buruk dan paranoid sehingga tidak mampu lagi berdiri tegak dan kokoh diatas fondasi kejujuran, kebenaran, keadilan membuat para pengamat itu "mengkudeta palu" menghakimi pihak lain, terutama berseberangan haluan politik. 

Mereka tak pernah mampu memberi apresiasi, atensi keberhasilan pihak lain obyektif karena telah memosisikan diri "oposisi" buta yang hanya mengenal satu kata "semua salah, tak ada yang benar" sekalipun mudah disaksikan mata kepala sendiri. 

Mengamati pengamat selalu curiga, prasangka buruk, dan paranoid sepertinya sangat diperlukan dan dibutuhkan saat ini supaya mampu mengkaji, menganalisis berbagai menu berita, informasi simpang siur, liar, gaduh diakibatkan para "pengamat abal-abal" tanpa dilandasi data, fakta, bukti empirik tervalidasi obyektif dan bisa dipertanggungjawabkan, baik secara hukum, moral dan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
×
Berita Terbaru Update