Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mahasiswa Menilai Bupati Sumenep Hanya Jago Pencitraan Di Sosial Media

Selasa, 14 Februari 2023 | Februari 14, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-02-14T08:37:11Z

PEWARNA PUBLIK SUMENEP,-
 Aktivis Mahasiswa yang mengatasnamakan Dear Jatim Korda Sumenep melakukan aksi Demontrasi di kantor Pemerintah kabupaten (Pemkab) Sumenep menuntut agar segera menghentikan pengadaan batik Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dinilai ada permainan dengan pengusaha batik dan mirisnya Bupati Sumenep seolah-olah bungkam dan hanya jago melakukan pencitraan di media sosial 

“Program yang diharapkan dapat menuai simpatik dari pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di kabupaten Sumenep malah dijadikan ladang usaha yang sangat memprihatinkan”. Kata kordinator lapangan Ali Rofiq. Selasa (14/02/2023)

Seragam batik yang digunakan setiap hari Kamis dan Jum’at yang di pakai oleh seluruh ASN di kabupaten Sumenep sangat di sayangkan karena dari 9.000 ribu batik yang akan di realisasikan kepada ASN di kabupaten Sumenep secara gratis malah di kenakan biaya penebusan

“Sudah jelas sesuai peraturan seluruh pembiayaan seragam batik ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten Sumenep namun fakta di lapangan diminta uang untuk membeli batik tersebut”. Terangnya

Kemudian dampak terbesarnya tentu saja sudah jelas sangat berdampak kepada pengrajin batik dengan menghasilkan Rp. 170.000 dari 10 kain batik yang dihasilkan

“Sangat berbeda yang dihasilkan oleh oknum yang sudah melakukan tindakan melanggar hukum ini yang berlindung dibawah Perbup yang mendapat ke untungan Rp. 50.000 per batik dengan total sebelumnya 9.000 ribu ASN, sudah bisa dipastikan keuntungannya kurang lebih Rp. 1 milyard”. Jelasnya

Rofiq panggilan akrabnya juga menjelaskan bahwa, ada 2 motif batik yang salah satunya motif terak bulen dan motif beddhei, yang salah satunya yaitu motif terak bulen itu ada Perbup nya tapi Perbup nya yang tidak baik-baik saja, bahkan diduga cenderung melindungi pelaku pengusaha batik di kabupaten Sumenep yaitu Canteng Koneng

Selanjutnya, batik motif beddhei tidak ada Perbup nya sehingga di akomodir oleh Koperasi dan Koperasi akan menjual kepada satu oknum yaitu Canteng Koneng

“Yang dibeli UKM nantinya sebesar Rp. 135.000 kemudian ke ASN di jual Rp. 190.000, lagi-lagi oknum pengusaha batik ini mendapat keuntungan Rp. 50.000 hanya dengan duduk santai di kantornya”. Geramnya

Sampai saat ini pengadaan batik tersebut hanya terelalisasi sebesar 4.000 ribu dan Rofiq in the gang menuntut agar segera dihentikan pengadaan batik tersebut

“Kalu tetap di lanjutkan jelas UKM pengrajin batik akan merasakan ketidak merdekaan itu, akan tetapi hanya jerih payah yang di dapatkan”. Ujarnya 

Demonstrasi yang digelar oleh Dear Jatim Korda Sumenep menuntut Bupati Sumenep sebagai berikut:
1. Hentikan Pengadaan Seragam Batik ASN.
2. Cabut Perbup No. 81 Tahun 2021 Tentang      PD ASN.
3. Hentikan Pencitraan Yang Menimbulkan Kegelisahan di Masyarakat.
4Apabila dalam waktu 7 x 24 jam tuntutan kami tidak diindahkan, maka kami akan kembali dengan massa yang lebih banyak lagi,” tegas Rofik.

Kemudian mereka membakar ban bekas di depan kantor Bupati Sumenep di karenakan kecewa karena Bupati Sumenep tidak bisa menemui massa aksi. 

(Mahbub)
×
Berita Terbaru Update