
Bahkan, ia sempat kabur
sambil berteriak mengancam ke polisi apabila petugas tetap akan
menyunatnya."Enjek, koh engkok tak gelem, degik lapor aghi dek polisi bik
ngkok (saya gak mau pokoknya, nanti tak laporkan polisi)," teriak
Nawawi.Sang ibu, Tuyana pun tak bisa menahan putranya yang terus berontak.
Menurutnya, Nawawi tak mau disunat karena memang tidak pernah mau dengan jarum
suntik."Anaknya takut jarum suntik," pungkasnya.
Tentu saja, aksi
spontanitas Nawawi mengundang penasaran para undangan. Termasuk Ketua DPRD
Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan.Mengetahui Nawawi yang terus berteriak
ketakutan, ia pun mendekatinya untuk membujuk agar mau disunat.
"Namanya juga anak-anak. Mungkin karena dia lihat ada peserta lain yang nangis, jadinya ikutan. Lucu saja melihat ekpresi mereka sampai akan lapor polisi hehe. Itulah keluguan anak-anak," ungkapnya.Dijelaskan Dion-sapaan akrab Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan ini, total ada 100 anak yang diundang untuk mengikuti khitan massal secara gratis. Setelah dikhitan, anak-anak tersebut mendapatkan bingkisan dan sembako serta uang Rp 100 ribu."Kita beri kopyah, sarung, uang dan baju koko untuk peserta khitan. Dan untuk keluarganya kami berikan sembako," jelasnya.
Lebih lanjut Dion menegaskan bahwa digelarnya Khitanan Massal tak lain dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke 1093 dan Hari Santri Nasional tahun 2022.
"Masih dalam nuansa Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke 1093 dan Hari Santri Nasional tahun 2022. Semoga membawa banyak manfaat bagi anak-anak yang belum dikhitan dan keluarganya juga bisa memanfaatkan sembako untuk kebutuhan hidup selama beberapa hari," tutupnya..(*).